Rabu, 24 Mei 2017

pesona candi ratu boko

Istana Ratu Boko adalah sebuah bangunan megah yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra. Istana, awalnya bernama Abhayagiri Vihara (berarti biara di bukit penuh kedamaian), didirikan untuk kesendirian dan fokus pada kehidupan rohani. Berada di Istana ini, Anda bisa merasakan kedamaian sekaligus melihat pemandangan kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.

Istana ini terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Istana seluas 250.000 m2 terbagi menjadi empat, yaitu tengah, Barat, Tenggara dan Timur. Bagian tengah terdiri dari lengkungan gerbang utama, Lapangan, Candi pembakaran, Kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara, Bagian Tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, Kolam, dan yang Keputren kompleks. Kompleks gua, Stupa Buddha dan kolam yang di Timur. Sementara bagian barat hanya terdiri dari perbukitan.
Bila masuk dari pintu gerbang istana, Anda akan langsung ke pusat. Dua buah gapura tinggi akan menyambut Anda. Gapura pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua memiliki 5 pintu. Jika Anda berhati-hati, gapura pertama akan ditemukan 'Panabwara'. Firman itu, berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yang mengambil alih istana. Tujuan penulisan namanya adalah untuk melegitimasi kekuasaan, memberi 'kekuatan' sehingga lebih besar dan memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan utama.
Sekitar 45 meter dari gapura kedua, Anda akan melihat Candi yang berbahan dasar batu putih sehingga disebut candi batu putih. Tidak jauh dari situ, juga akan menemukan candi pembakaran. Candi persegi (26 meter x 26 meter) dan memiliki 2 teras. Sesuai namanya, Candi ini digunakan untuk pembakaran mayat. Selain dua Kuil, sebuah batu berumpak dan kolam akan ditemukan kemudian jika Anda berjalan kaki sekitar 10 meter dari Candi pembakaran.
Sumur penuh misteri akan ditemui bila berjalan ke Tenggara dari Candi pembakaran. Konon, sumur bernama Amerta Mantana yang berarti air suci yang diberikan mantra. Sekarang, air masih sering digunakan. Masyarakat setempat mengatakan, air sumur dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya. Sementara Hindu menggunakannya untuk upacara Tawur Agung sehari sebelum Nyepi. Penggunaan air dalam upacara diyakini dapat mendukung tujuannya, yaitu untuk memurnikan diri kembali dan mengembalikan bumi dan isinya ke harmoni yang asli. YogYES menyarankan Anda untuk mengunjungi Candi Prambanan sehari sebelum Nyepi jika ingin melihat proses upacara.
Melangkah ke bagian timur istana, Anda akan menemukan dua buah gua, kolam besar berukuran 20 meter x 50 meter dan stupa Budha yang terlihat tenang. Dua buah gua terbentuk dari batuan sedimen yang disebut Breksi Pumis. Atas dinamakan Gua Lanang sedangkan yang di bawah disebut Gua Wadon. Hanya di depan Gua Lanang terdapat sebuah kolam dan tiga stupa. Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui bahwa stupa itu merupakan Aksobya, salah satu Pantheon Budha.
Meskipun didirikan oleh seorang Budha, Istana ini memiliki unsur-unsur Hindu. Dapat dilihat dengan adanya Lingga dan Yoni, Arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan "Om Rudra ya namah swaha" sebagai bentuk pemujaan Tuhan Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa. Keberadaan unsur-unsur Hindu itu membuktikan toleransi umat beragama tercermin dalam karya arsitektur. Memang, saat itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.
Sedikit tahu bahwa Istana ini adalah saksi bisu awal kejayaan di tanah Sumatera. Balaputradewa telah melarikan diri ke Istana ini sebelum ke Sumatera ketika diserang oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa memberontak karena merasa sebagai nomor dua di pemerintahan Kerajaan Mataram kuno akibat pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudhawardani (saudara Balaputradewa) setelah ia kalah dan melarikan diri ke Sumatera, kemudian ia menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.
Sebagai sebuah bangunan peninggalan, Istana Ratu Boko unik dibandingkan dengan peninggalan lainnya. Jika bangunan lain umumnya candi atau Kuil, maka sesuai namanya Istana ini menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal. Itu ditunjukkan dari adanya bangunan berupa tiang dan atap yang terbuat dari kayu, meskipun sekarang hanya batu-batu yang tersisa hanya dari batu. Telusuri Istana ini, maka Anda akan mendapatkan lebih banyak, salah satu pemandangan senja yang terindah. Seorang turis asal Amerika Serikat mengatakan, "Inilah senja yang terindah di bumi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar